Sejarah Sang Alas Kaki…
Ngomongin sepatu bisa nggak ada habisnya. Sejarah sepatu berkembang berbarengan dengan sejarah peradaban manusia. Luciana Boccardi dalam buku Party Shoes (1993) menulis, perempuan sudah memakai sepatu dari kulit yang lembut sejak seribu tahun sebelum Masehi. Nefertiti dan Cleopatra sudah memakai sandal yang diukir dan diberi perhiasan.
Banyak cerita dan kebiasaan yang juga berkaitan dengan sepatu. Sebut saja cerita Kucing Bersepatu Lars, dan Cinderella yang bisa menikah dengan pangeran gara-gara sepatu kacanya. Di China, saat Dinasti Song (960 M) berkuasa, ada kebiasaan untuk mengikat kaki bayi perempuan dengan sepatu khusus sehingga kakinya seperti kuncup bunga lotus. Sementara umat Kristiani di Amerika dan Eropa sampai sekarang memiliki kebiasaan untuk meletakkan sepatu di depan pintu atau di dekat perapian pada malam Natal.
Perkembangan selanjutnya, dari sepatu akan ketahuan siapa pemakainya. Di dalam sepatu juga terkandung symbol dan status. Jika mereka bisa cuek dengan pakaian, belum tentu mereka bisa cuek dengan alas kaki. Sepatu harus enak dipakai dan mempunyai desain yang bagus. Sepatu yang demikian tentu mahal. Artinya, hanya orang yang punya uang yang bisa memakainya.
Dikonstrusikan menjadi barang yang menunjukkan status, membuat sepatu menjadi barang mode yang memilki ribuan desain. Lahirlah desainer-desainer sepatu dan butik-butik khusus sepatu dengan label baru, entah itu dari Amerika, Italia, Perancis, dan Inggris (qo Indonesia nggak kesebut ya?!!). Berbagai desain sepatu diciptakan berkaitan dengan apa yang terjadi di masyarakat.
Boccardi mengatakan, perang (1940-1945) telah menyebabkan sepatu tidak hanya terbuat dari kulit, tetapi juga dari kain sutra, kertas kaca, tali rafia, tali rami, dan sebagainya. Pada saat perang, impor kulit susah dilakukan. Masyarakat akhirnya mempunyai banyak pilihan akan sepatu. Tidak heran jika ada orang yang mengaku mempunyai belasan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan pasang sepatu. Lihat saja Imelda Marcos, memiliki tidak kurang dari 3.000 pasang sepatu. Jika setiap hari dia memakai satu pasang sepatu, dia butuh delapan tahun untuk memakai sepatu yang sama lagi.
Coba tengok dan perhatikan alas kaki kita Itu adalah salah satu peradaban besar umat manusia, apa jadinya kalau nggak ada alas kaki, meski kita nenteng HP super canggih tapi kaki nyeker di jalanan aspal dan cuacanya terik banget di tengah hari bolong..??!!!
Selasa, 30 Oktober 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar